Nama: Tegar Rizky WIcaksono
Kelas: 2ID09
NPM: 37416339
Dosen: Ahmad Nasher
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma
Kelas: 2ID09
NPM: 37416339
Dosen: Ahmad Nasher
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma
Sejarah
pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di
kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat
itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944. Lalu, pemerintah
Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
pada tanggal 29 April 1945 (2605, tahun Showa 20) yang bertujuan untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia
Merdeka.
BPUPKI
semula beranggotakan 70 orang (62 orang Indonesia dan 8 orang anggota
istimewa bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya mengamati/ observer),
kemudian ditambah dengan 6 orang Indonesia pada sidang kedua. Sidang
pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah
dasar negara bagi negara Indonesia. Selama empat hari bersidang ada
tiga puluh tiga pembicara. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa
Soekarno adalah “Penggali/Perumus Pancasila”. Tokoh lain yang yang
menyumbangkan pikirannya tentang Dasar Negara antara lain adalah Mohamad
Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo.
BPUPKI alias "Dokuritsu Junbi Cosakai"
merupakan badan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Jepang pada 29
April 1945 sebagai rekayasa Jepang untuk mendapatkan dukungan rakyat
Indonesia bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Dalam rapat BPUPKI pada 1 Juni 1945,
Soekarno menyampaikan pidato mengenai lima dasar negara yang dia sebut
dengan nama Pancasila.
Berikut cuplikan pidato Soekarno saat itu:
“Saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita, ahli bahasa saya, namanya ialah Pancasila
.Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita
mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.”
Sejak awal, Soekarno
menganggap Pancasila sebagai dasar atau fondasi berdirinya sebuah rumah
besar, yakni Republik Indonesia, yang di dalamnya menaungi berbagai
macam suku dan agama.
Jepang pada 7 Agustus 1945 mengganti BPUPKI menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau "Dokuritsu Junbi Inkai".
Singkat cerita, Jepang hancur lebur pada
Perang Dunia II ketika pasukan sekutu barat pimpinan Amerika Serikat
menjatuhkan bom atom ke Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan ke Nagasaki
pada 9 Agustus 1945.
“Klaim” Muhammad Yamin bahwa pada tanggal 29 Mei 1945 dia mengemukakan 5 asas bagi negara Indonesia Merdeka, yaitu kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
oleh “Panitia Lima” (Bung Hatta cs)diragukan kebenarannya. Arsip A.G
Pringgodigdo dan Arsip A.K.Pringgodigdo yang telah ditemukan kembali
menunjukkan bahwa Klaim Yamin tidak dapat diterima. Pada hari keempat,
Soekarno mengusulkan 5 asas yaitu kebangsaan Indonesia,
internasionalisme atau peri-kemanusiaan, persatuan dan kesatuan,
kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa, yang oleh Soekarno dinamakan Pancasila,
Pidato Soekarno diterima dengan gegap gempita oleh peserta sidang. Oleh
karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari lahirnya
pancasila.
Pada
tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang
berberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan
tersebut adalah sebagai berikut:
- Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi
- Hamidhan, wakil dari Kalimantan
- I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara
- Latuharhary, wakil dari Maluku.
Mereka
semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat
dalam rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila
sebelumnya, yang berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Pada
Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu
mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Pengubahan kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta
dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Ki Bagus
Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat
tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan
dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada
Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar
negara Indonesia.
Pada 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa dasar negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada:
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
- Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila pun resmi dan sah menurut hukum menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Mulai Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 berhubungan dengan Ketetapan No.
I/MPR/1988, No. I/MPR/1993, Pancasila tetap menjadi dasar falsafah
negara Republik Indonesia hingga kini.Kesimpulan:
Sejarah
pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di
kemudian hari kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat
itu, Kuniaki Koiso pada tanggal 7 September 1944. Lalu, pemerintah
Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
pada tanggal 29 April 1945 (2605, tahun Showa 20) yang bertujuan untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan Indonesia
Merdeka. BPUPKI
semula beranggotakan 70 orang (62 orang Indonesia dan 8 orang anggota
istimewa bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya mengamati/ observer),
kemudian ditambah dengan 6 orang Indonesia pada sidang kedua. Sidang
pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah
dasar negara bagi negara Indonesia.
BPUPKI alias "Dokuritsu Junbi Cosakai"
merupakan badan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Jepang pada 29
April 1945 sebagai rekayasa Jepang untuk mendapatkan dukungan rakyat
Indonesia bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pada 7 Agustus 1945 mengganti BPUPKI menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau "Dokuritsu Junbi Inkai".
Pada
Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu
mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Pengubahan kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta
dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Ki Bagus
Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat
tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan
dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada
Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar
negara Indo
Pada 18 Agustus 1945 ditetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar