Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 31 Maret 2019

EKOLOGI, ILMU LINGKUNGAN SERTA ASAS-ASASNYA


Nama: Tegar Rizky Wicaksono
NPM: 37416339
Kelas: 3ID09
Mata Kuliah: Pengetahuan Lingkungan
Dosen: Adi Pramudyo
Universitas Gunadarma

EKOLOGI
Ekologi merupakan sebuah ilmu yang isinya mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi-interaksi yang terjadi antar orgasnisme hidup dengan lingkungannya atau sederhananya, ekologi adalah interaksi antar sesama makhluk hidup ataupun makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi merupakan disiplin baru dari biologi yang baru muncul pada tahun 70-an. tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses biologi yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal seperti :
1. Bagaimana cara spesies dapat beradaptasi didalam habitatnya
2. Bagaimana individu yang ada didalam spesies itu diatur
3. Bagaimana cara mereka untuk mencukupi materi serta energi
4. Bagaimana alam kehidupan ini bekerja
5. Bagaimana cara makhluk hidup berinteraksi dengan spesies lain
6. Apa-apa saja yang dibutuhkan dari habitatnya untuk melangsungkan sebuah kehidupan.
Dalam ilmu ekologi, biotop adalah suatu tempat yang sama dimana pada tempat tersebut hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama)., sedangkan bioma merupakan kelompok hewan ataupun tumbuhan yang ada pada suatu habitat di suatu lokasi-lokasi geografis tertentu. Ekologi sendiri merupakan dasar pokok ilmu lingkungan, karena inti dari permasalahan lingkungan hidup yang ada khususnya pada sekarang ini adalah ekologi, yaitu hubungan makluk hidup, khususnya manusia dengan lingkunganya. Komponen-komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi satu sama lain membentuk sebuah kesatuan yang teratur. Contohnya, pada suatu ekosistem kolam ikan, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang berada di air termasuk kedalam komponen biotik, sedangkan yang termasuk kedalam komponen abiotik adalah air, pasir atau tanah, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.


ILMU LINGKUNGAN
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, terdiri atas sesuatu yang hidup ataupun yang tidak hidup, sedangkan ilmu Lingkungan merupakan suatu ilmu yang mempelajari ekologi yang menerapkan berbagai prinsip, azas dan konsep kepada masalah yang lebih luas di dalam kehidupan manusia serta lingkungannya. Oleh karena itu, ilmu lngkungan dapat dikatakan juga sebagai applied ecology atau ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai macam ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara jasad hidup dengan lingkungan sekitarnya.
Ilmu lingkungan dalam bahasa inggris adalah environmental science atau disebut juga envirology merupakan sebuah studi yang sistematis tentang lingkungan hidup serta kedudukan-kedudukan manusia yang pantas didalamnya. Ilmu lingkungan adalah sebuah perpaduan konsep dan azas dari berbagai ilmu, terutama ekologi. Ilmu lainnya adalah biologi, hidrologi, biokimia, meteorologi, oceanografi, geografi, ilmu tanah, ekonomi, demografi, dan sebagainya, yang memiliki tujuan untuk mempelajari serta memecahkan masalah yang berhubungan dengan hubungan antara mahluk hidup dan lingkungannya.

ASAS-ASAS ILMU LINGKUNGAN
Asas didalam suatu ilmu pada dasarnya adalah penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik.

ASAS 1
Energi yang memasuki suatu organisme hidup ataupun ekosistem dapat dianggap atau dikatakan sebagai energi yang tersimpan atau juga terlepaskan. Asas 1 ini dapat disebut juga sebagai hukum konservasi energi, atau dalam ilmu fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menjelaskan bahwa energi bisa dirubah, dan energi yang memasuki jasad hidup ataupun ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau juga yang terlepaskan.
ASAS 2
Asas dapat dikatakan juga sebagai hukum termodinamika 2, Ini artinya energi yang tak akan dapat hilang dari alam raya ini, tapi energi tersebut akan terus menerus diubah kedalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.

ASAS 3
Pengubahan energi yang dilakukan oleh sistem biologi haruslah berlangsung pada kecepatan yang setara dengan materi dan energi yang ada di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas yaitu beranalogi dengan materi dan juga energi sebagai sumber alam. Asas 3 ini memiliki implikasi-implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai suatu kesejahteraannya

ASAS 4
Asas 4 ini mengandung arti bahwa pengadaan sumber alam memiliki batas optimum atau batas maksimum, maupun batas minimum. Pengadaan sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu dengan adanya suatu ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk suatu populasi, maka naik  atau turunnya jumlah individu populasi itu bergantung kepada pengadaan sumber alam pada jumlah-jumlah tertentu.

ASAS 5
Asas 5 ini terdapat dua buah hal penting, pertama adalah jenis sumber alam yang tidak bisa menimbulkan suatu rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua adalah sumber alam yang bisa menimbulkan suatu rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut. 

ASAS 6
Asas ini adalah pernyataan dari teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif. 

ASAS 7
adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relatif lama. Terdapat fluktuasi dalam turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah ataupun sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.  Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan.

ASAS 8
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai dengan keadaan lingkungannya yang khas. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa adanyan persaiangan, karena masing-masing memiliki keperluan serta fungsi yang berbeda-beda di alam.

ASAS 9
Keanekaragaman komunitas dapat dikatakan sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas, dengan persamaan seperti berikut ini.

T = K x (B/P) ; D ≈ T
T = waktu rata-rata penggunaan energi
K = koefisien tetapan 
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman

Asas ini dapat mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas pada organisasi sistem biologi didalam suatu komunitas. Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

ASAS 10
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman. Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.

ASAS 11
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya).

ASAS 12
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil. Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.

ASAS 13
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.

ASAS 14
Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.

Sumber: