Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 30 Juni 2019

Analisis Kecelakaan Kerja "BREAKING NEWS : Kecelakaan Maut di Areal Tambang Batubara di Lahat, Dua Sopir Truk Batubara Tewas"


TUGAS SOFTSKILL PENGETAHUAN LINGKUNGAN
ANALISIS KECELAKAAN KERJA PADA AREAL TAMBANG BATUBARA DI LAHAT, SUMATERA SELATAN



Disusun oleh :

Nama / NPM                 : Tegar Rizky Wicaksono / 37416339
Kelas                              : 3ID09
Mata Kuliah                   : Pengetahuan Lingkungan
Dosen                            : Adi Pramudyo
Nilai                               :
Paraf Dosen                   :




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2018
A.  Kecelakaan Kerja
Menurut Heinrich (1980), kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat lainnya, dan menurut Reese (2009), kecelakaan kerja merupakan hasil langsung dari tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman, yang keduanya dapat dikontrol oleh manajemen. Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman disebut sebagai penyebab langsung (immediate/primary causes) kecelakaan karena keduanya adalah penyebab yang jelas / nyata dan secara langsung terlibat pada saat kecelakaan terjadi. Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu:
1.    Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi manusia maupun terhadap harta benda. 
2.    Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian. 
3.    Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir menimbulkan kejadian incident ataupun accident.

Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis, yaitu (Sedarmayanti, 2011):
1.    Kecelakaan kerja akibat langsung kerja. 
2.    Kecelakaan pada saat atau waktu kerja.
3.    Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya, melalui jalan yang wajar).
4.    Penyakit akibat kerja.

Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Suma’mur,1981):
1.    Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada hari itu dan bisa melakakukan pekerjaannya kembali atau istirahat < 2 hari. Contoh: terpeleset, tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan terkilir. 
2.    Kecelakaan kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan pengobatan dan perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh: terjepit, luka sampai robek, luka bakar.
3.    Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang.

B.  Studi Kasus
BREAKING NEWS : Kecelakaan Maut di Areal Tambang Batubara di Lahat, Dua Sopir Truk Batubara Tewas

SRIPOKU.COM, LAHAT - Kecelakaan maut kembali terjadi di Kabupaten Lahat. Kali ini, dua sopir truk angkutan batubara tewas. Peristiwa tersebut bermula, Minggu (23/6/2019) sekitar pukul 23.00 WIB di areal tambang perusahaan batubara di Lahat, tepatnya di Desa Muara Maung, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat.
Kedua pengendara yang tewas tersebut yakni Budi Hertanto (37) warga Perumnas Revari Kecamatan Lahat Kabupaten Lahat, pengemudi mobil truck Hino warna Putih Tanpa Nopol dengan nomor lambung 017 dan Joko Suprialdi (23) warga Desa Sirah Pulau, Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat,
Pengemudi mobil Truck Hino warna Hijau No.Pol : BG 8993 EH. Berdasarkan informasi yang dihimpun, saat itu truck Hino warna hijau disopiri, Joko Suprialdi melaju dari arah timur/ arah Horsop ke arah barat/ Tebing Mata Bayi di jalur kiri. Tiba di lokasi kejadian yang agak menanjak, datang dari arah berlawanan mobil truck hino warna putih, disopiri Budi Hertanto.Diduga mobil truck Hino warna putih dengan bermuatan batubara mengalami rem blong. Akibatnya, mobil oleng masuk ke jalur orang lain sehingga menabrak mobil truck warna Hijau. Akibat kejadian tersebut, kedua sopir tewas. Korban Joko Suprialdi tewas di lokasi kejadian, mengalami luka robek di dagu bawah, luka robek di tangan kiri, luka robek dikaki kanan dan kiri.
Sementara Budi Hertanto juga tewas di lokasi kejadian mengalami patah tangan, luka robek di tangan kanan dan luka robek pelipis mata kanan. "Anggota sudah cek ke TKP dan korban. Karena kejadiannya berada di areal tambang, juga diselidiki oleh Satreskrim apakah ada pelanggaran laka kerja," ujar Kapolres Lahat AKBP Ferry Harahap Sik, melalui AKP Rio Artha Luwih S.Ik, Selasa (25/6/2019) Sementara Kasat Reskrim AKP Satria Dwi Dharma memebenarkan pihaknya ikut melakukan penyelidikan atas kejadian yang menyebabkan dua sopir batubara tewas tersebut. "Masih lidik, anggota juga sudah cek TKP apakah masuk ranah Lakalantas atau Laka Kerja," ungkap Satria.

C.  Analisa
Berdasarkan berita atau informasi tersebut dapat di analisa bahwa, pertama kecelakaan kerja yang terjadi pada tambang batubara di lahat, sumatera selatan yang menewaskan 2 supir truk ini masuk kedalam jenis kecelakaan Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi manusia maupun terhadap harta benda. Hal ini dikarenakan terdapat kerugian bagi manusia berupa tewasnya dua supir truk serta kerugian terhadap harta benda berupa rusaknya 2 buah truk serta terhambatnya kegiatan penambangan. Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja ini termasuk kedalam jenis kecelakaan kerja pada saat atau waktu kerja. Karena kejadian tak terduga yang diakibatkan rem blong ini terjadi pada saat waktu kerja. Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan kecelakaan kerja ini termasuk kedalam jenis kecelakaan kerja berat, hal ini dikarenakan akibat dari kecelakaan ini 2 supir truk tewas. Berdasarkan studi kasus diatas dapat dilihat kecelakaan kerja ini terjadi karena diduga salah satu truk mengalami rem blong yang mengakibatkan tabrakan antar 2 truk ini. Dengan diketahuinya hal tersebut, maka dapat disimpulkan kecelakaan kerja ini terjadi akibat adanya Human Error atau kesalahan orang, karena kurangnya pemeriksaan, perawatan dan perhatian pada kendaraan (truk) yang dipakai sebelum melakukan pekerjaan yang berupa pengangkutan batubara. Selain itu tidak ada keterampilan atau pengetahuan tentang APD (Alat Pelindung Diri) sehingga tidak terdapatnya alat keselamatan atau alat safety untuk supir, seharusnya supir truk ini menggunakan peralatan safety juga, baik itu helm, masker dan banyak lainnya. Diluar Human Error, faktor lingkungan juga turut memberi andil terhadap kecelakaan kerja ini, karena tambang batubara merupakan lingkungan dengan kondisi yang berbahaya. Terdapat kendaraan-kendaraan besar yang lewat, jalan yang tidak rata dan naik turun dengan curam merupakan sebagian dari kondisi yang berbahaya pada lingkungan ini.
Solusi: Dari faktor lingkungan kerja harus memenuhi syarat keselamatan, seperti menyediakan ruang perawatan atau ambulance, lalu lengkapi tempat-tempat yang dapat dinilai berbahaya dengan display peringatan serta rambu-rambu yang lengkap. Dari faktor manusia dan mesin dapat menegakkan disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta perencanaan mesin dan bagian-bagian truk lain dengan baik dan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya perawatan, pemeriksaan dan perhatian terhadap kondisi truk. Truk harus melalui perawatan rutin serta dilakukan pemeriksaan sebelum melakukan kegiatan operasi, selain itu dapat dicegah juga dengan cara merekrut ahli-ahli pada bagian tersebut, lalu dengan edukasi tentang APD (Alat Pelindung Diri) pada seluruh pekerja dan melengkapi seluruh APD yang diperlukan.

D.  Sumber

Senin, 29 April 2019

PERUSAHAAN MULTINASIONAL PT. INDSUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL, TBK.


TUGAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
PT. INDSUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL, TBK.
Description: Description: G:\New Picture.png

Disusun Oleh:
Nama Anggota     : 1. Chasan Ismail                    / 31416564
2. Konita Shabira                  / 33416923
                             3. Tegar Rizky Wicaksono    / 37416339
                             4. Yusuf Ardiansyah             / 37416885
Kelompok            : Kelompok 5
Kelas                    : 3ID09
Hari / Tanggal      : Selasa / 30 April 2019
Mata kuliah          : Pengetahuan Lingkungan#
Dosen                  : Adi Pramudyo
Nilai                     :
Paraf                    :

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2019

PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk  adalah perusahaan jamu tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir. Berawal pada tahun 1940 di Yogyakarta, dan dikelola oleh nya. Rahkmat Sulistio, Sido Muncul yang semula berupa industri rumahan ini secara perlahan berkembang menjadi perusahaan besar dan terkenal seperti sekarang ini. Pada tahun 1951, Sido Muncul mulai berdiri. Di tengah persaingan sektor Industri jamu yang semakin ketat, Sido Muncul telah berhasil memiliki market share terluas dan reputasi yang baik sebagai industri jamu terbesar di Indonesia. Keberhasilan yang telah dicapai saat ini tentunya tidak terlepas dari peran dan pelaku pendiri industri ini. Perusahaan yang kini sudah berhasil masuk Bursa Efek Indonesia sejak Desember 2013 itu dilalui melalui perjalanan yang cukup panjang. Berawal dari keinginan pasangan suami istri Siem Thiam Hie yang lahir pada tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976 bersama istrinya Ibu Rakhmat Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897 dengan nama Go Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha pertamanya dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar di Ambarawa. Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta. Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang kedua pada tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya "impian yang terwujud". Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah, usaha jamu rumahan dimulai dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.
Pada tahun 1951, keluarga nya. Rahkmat Sulistioningsih (Go Djing Nio) pindah ke Semarang, dan di sana mereka mendirikan pabrik jamu secara sederhana namun produknya diterima masyarakat secara luas. Karena semakin bersarnya usaha keluarga ini, maka modernisasi pabrik juga merupakan suatu hal yang mendesak. Pada 1984, PT. Sido Muncul memulai modernisasi pabriknya, dengan merelokasi pabrik sederhananya ke pabrik yang representatrif dengan mesin-mesin modern. Pada 11 November 2000, PT. Sido Muncul kembali meresmikan pabrik baru di Ungaran yang lebih luas dan modern. Peresmian dilakukan oleh Menteri Kesehatan waktu itu, dan pada saat itu pula PT. Sido Muncul memperoleh 2 penghargaan sekaligus, yakni Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai salah satu pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektare, lahan Agrowisata 1,5 hektare, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
PT. Sidomuncul memiliki beberapa visi dan misi, antara lain visi PT. Sidomuncul adalah Menjadi perusahaan obat herbal, makanan minuman kesehatan dan pengelohan bahan baku herbal yang dapat memberikn manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Misi PT. Sidomuncul adalah mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang rasional, aman dan jujur berdasarkan penelitian.Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara berkesinambungan. Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan, dunia kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dan pengembangan obat dan pengobatan herbal. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy. Melakukan corporate social responsibility (CSR) yang intensif. Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan. Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.
https://html1-f.scribdassets.com/80kpg952v448fwna/images/14-ecb25c0887.jpg
    Dewan Komisaris Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurus,  baik Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberi nasihat kepada Direksi. Direksi Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung  jawab dalam menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan  perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran dasar Perseroan. Direktur Utama Tugas dari Direktur Utama yaitu mengkoordinasi semua kegiatan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan dan membuat peraturan  bagi karyawan. Komite Audit Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk: Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris mengenai laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris. Menelaah laporan keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan kepada publik. Direktur Keuangan Tugasnya yaitu mengkoordinasi semua kegiatan keuangan, merencanakan anggaran perusahaan, membuat draf gaji dan menentukan kebijakan pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Manajer Produksi Manajer Produksi bertugas untuk membuat rencana produksi sesuai dengan target pemasaran. Bekerjasama dengan Laboratorium dalam  pelaksanaan proses produksi.
Manajer R & D Tugasnya yaitu melakukan penelitian dan pengembangan produk baru, mengawasi pelaksanaan teknis dan kualitas produksi, menetapkan standar bahan baku dan produk jadi, serta membuat laporan internal  produksi. Manajer Keuangan Mengkoordinasi semua kegiatan dibagian keuangan, termasuk didalamnya membuat anggaran, diposisi transaksi keuangan, membuat laporan realisasi anggaran gaji, serta membuat laporan secara berkala untuk mengetahui perkembangan usaha yang dijalankan. Manajer Akuntansi Tugasnya yaitu membuat laporan secara berkelanjutan yang dapat digunakan untuk mengetahui  perkembangan usaha yang dijalankan, membantu kepala bagian administrasi dalam membuat pembukuan baik dalam pembuatan faktur-faktur pembelian dan pemasaran barang dari perusahaan lain. Divisi Herbal dan Suplemen memiliki produk unggulan, yakni Tolak Angin. Perusahaan tidak berhenti untukberinovasi dalam pengembangan produk Tolak Angin (produk perusahaan dengan brand awareness yang tinggi),dengan mengeluarkan varian lainnya seperti Tolak Angin Fludan Tolak Angin Herbal. Selain itu, produk perusahaan bernama Pegel Linu juga masuk ke dalam kategori divisi ini.
https://vernakularia.files.wordpress.com/2014/03/tolak_angin.jpg
Divisi Makanan dan Minuman didirikan oleh Sido Muncul pada tahun 2004, dengan produk pertama yang dirintis oleh perusahaan pada divisi ini adalah minuman energi “Kuku BimaEnergi”rasa original, yang kemudian perusahaan mengembangkan berbagai rasa seperti rasa Anggur, Jambu, Jeruk, Nanas, Kopi, Mangga, Susu Soda, serta Kuku Bima Energi Plus Vitamin C.Setelah sukses dengan produk “Kuku Bima Energi”, perusahaan kembali mengembangkan divisi ini dengan produk bertipe permen, yakni “Permen Tolak Angin”, “Permen Jahe Wangi”,dan “Permen Kunyit Asam”. Lalu, perusahaan juga mengembangkan berbagai minuman kesehatan “SidoMuncul VitaminC-1000”, “Kuku Bima Kopi Ginseng”, “Kopi Jahe SidoMuncul”, “Susu Jahe”,serta“Alang Sari Plus.
Gambar terkait
Divisi farmasi dalam rangka memperlebar bisnisnya ke industri farmasi di Indonesia, Sido Muncul mengakuisisi PT. Berlico Mulia Farma, dan resmi menjadi anak perusahaan Sidomuncul pada tanggal 1 September 2014. PT. Berlico Mulia Farma yang telah memiliki sertifikat CPOB sangat berpengalaman sejak tahun 1976 dalam membuat berbagai macam obat-obatan, baik dalam bentuk cairan berbentuk sirup, tablet, tablet salut, dan krim. Perusahaan ini juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang antara lain seperti laboratorium ruang pengawasan pengendalian mutu dan gudang penyimpanan, serta sarana pengolahan limbah, baik limbah udara, padat, maupun cair.Saat ini PT. Berlico Mulia Farma telah memproduksi kurang lebih sebanyak 80 jenis obat yang terdiri dari produk-produk ethical, OTC, food supplement, dan medical herbal. Berbagai merek produk yang dipasarkan antara lain: Anacetine (Obat Penurun Panas), Combicitrine (Obat Cacing), Berlosid (Obat Mag), Anabion (Multivitamin Anak-anak), Suprabion (Multivitamin untuk Orang Dewasa), dan Minyak Telon cap 3 anak. Selain memiliki jaringan distribusi yang memadai, anak usaha Sidomuncul ini juga memiliki fasilitas laboratorium penelitian dan pengembangan,sarana pengelolaan limbah terpadu baik limbah padat, cair, dan udara, serta memiliki pengawasan dan pengendalian kualitas yang baik.
Hasil gambar untuk berlico mulia farma
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri mengapresiasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk yang telah berkontribusi banyak dalam memajukan industri jamu dan mempertahankan tradisi dan budaya Indonesia. Hanif Dhakiri berharap agar industri jamu terus berkembang dan mampu go-internasional sehingga Indonesia makin dikenal sebagai salah satu produsen obat-obatan herbal yang terbaik. Yang tidak boleh dilupakan adalah konservasi budaya karena ini industri jamu khas Indonesia tradisi nenek moyang. Industri ini harus tetap bertahan dan berkembang secara kompetitif di tengah dunia yang semakin dipenuhi persaingan. PT. Sidomuncul memiliki budaya tersendiri untuk terus menjaga iklim ketenagakerjaan. Caranya dengan memperkuat dialog sosial di forum bipartit. Ada masalah atau tidak ada masalah dialog sosial harus diperkuat agar tercipta hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan. Sementara itu budaya lainnya serta salah satu faktor yang membuat Sidomuncul menjadi besar karena kesetiaan pekerjanya dan kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan pemerintah, aturan yang diterapkan bahkan di atas normatif.
PT. Sido Muncul Proses Produksi Proses produksi jamu di PT. Sido Muncul ini yang pertama adalah penerimaan bahan baku, Dalam pengambilan bahan baku menggunakan sistem VIVO dimana bahan baku yang pertama kali itu yang pertama kali di buat. bahan baku yang datang segera dicek QC (Quality Control), setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing). Dalam proses pencampuran bahan ini kami tidak diperkenankan untuk melihatnya karena merupakan rahasia perusahaan. Sesudah proses pencampuran selesai kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa untuk dilakukan proses pengemasan primer (packaging primer) menggunakan mesin dua line dan delapan line. Kemudian masuk ke proses pengemasan sekunder (packaging sekunder), disini produk yang sudah jadi dicek kembali dengan cara uji sampel. Setelah selesai proses pengemasan sekunder kemudian produk siap untuk didistribusikan. Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. Industri Jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk tidak ingin kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman. Sedangkan limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan diolah menjadi pupuk organik, yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman. Dengan upaya penanganan limbah tersebut, diharapkan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk akan menjadi perusahaan yang ramah lingkungan dengan lokasi seputar pabrik menjadi asri berkat tanaman yang tumbuh subur. produk yang telah dibuat oleh perusahaan sidomuncul yang dapat dijadikan obat dalam berbagai macam penyakit.
Untuk lebih lengkapnya, anda dapat mengunduh file ini

Minggu, 31 Maret 2019

EKOLOGI, ILMU LINGKUNGAN SERTA ASAS-ASASNYA


Nama: Tegar Rizky Wicaksono
NPM: 37416339
Kelas: 3ID09
Mata Kuliah: Pengetahuan Lingkungan
Dosen: Adi Pramudyo
Universitas Gunadarma

EKOLOGI
Ekologi merupakan sebuah ilmu yang isinya mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi-interaksi yang terjadi antar orgasnisme hidup dengan lingkungannya atau sederhananya, ekologi adalah interaksi antar sesama makhluk hidup ataupun makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekologi merupakan disiplin baru dari biologi yang baru muncul pada tahun 70-an. tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses biologi yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal seperti :
1. Bagaimana cara spesies dapat beradaptasi didalam habitatnya
2. Bagaimana individu yang ada didalam spesies itu diatur
3. Bagaimana cara mereka untuk mencukupi materi serta energi
4. Bagaimana alam kehidupan ini bekerja
5. Bagaimana cara makhluk hidup berinteraksi dengan spesies lain
6. Apa-apa saja yang dibutuhkan dari habitatnya untuk melangsungkan sebuah kehidupan.
Dalam ilmu ekologi, biotop adalah suatu tempat yang sama dimana pada tempat tersebut hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama)., sedangkan bioma merupakan kelompok hewan ataupun tumbuhan yang ada pada suatu habitat di suatu lokasi-lokasi geografis tertentu. Ekologi sendiri merupakan dasar pokok ilmu lingkungan, karena inti dari permasalahan lingkungan hidup yang ada khususnya pada sekarang ini adalah ekologi, yaitu hubungan makluk hidup, khususnya manusia dengan lingkunganya. Komponen-komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi satu sama lain membentuk sebuah kesatuan yang teratur. Contohnya, pada suatu ekosistem kolam ikan, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang berada di air termasuk kedalam komponen biotik, sedangkan yang termasuk kedalam komponen abiotik adalah air, pasir atau tanah, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.


ILMU LINGKUNGAN
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, terdiri atas sesuatu yang hidup ataupun yang tidak hidup, sedangkan ilmu Lingkungan merupakan suatu ilmu yang mempelajari ekologi yang menerapkan berbagai prinsip, azas dan konsep kepada masalah yang lebih luas di dalam kehidupan manusia serta lingkungannya. Oleh karena itu, ilmu lngkungan dapat dikatakan juga sebagai applied ecology atau ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai macam ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara jasad hidup dengan lingkungan sekitarnya.
Ilmu lingkungan dalam bahasa inggris adalah environmental science atau disebut juga envirology merupakan sebuah studi yang sistematis tentang lingkungan hidup serta kedudukan-kedudukan manusia yang pantas didalamnya. Ilmu lingkungan adalah sebuah perpaduan konsep dan azas dari berbagai ilmu, terutama ekologi. Ilmu lainnya adalah biologi, hidrologi, biokimia, meteorologi, oceanografi, geografi, ilmu tanah, ekonomi, demografi, dan sebagainya, yang memiliki tujuan untuk mempelajari serta memecahkan masalah yang berhubungan dengan hubungan antara mahluk hidup dan lingkungannya.

ASAS-ASAS ILMU LINGKUNGAN
Asas didalam suatu ilmu pada dasarnya adalah penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik.

ASAS 1
Energi yang memasuki suatu organisme hidup ataupun ekosistem dapat dianggap atau dikatakan sebagai energi yang tersimpan atau juga terlepaskan. Asas 1 ini dapat disebut juga sebagai hukum konservasi energi, atau dalam ilmu fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menjelaskan bahwa energi bisa dirubah, dan energi yang memasuki jasad hidup ataupun ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau juga yang terlepaskan.
ASAS 2
Asas dapat dikatakan juga sebagai hukum termodinamika 2, Ini artinya energi yang tak akan dapat hilang dari alam raya ini, tapi energi tersebut akan terus menerus diubah kedalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.

ASAS 3
Pengubahan energi yang dilakukan oleh sistem biologi haruslah berlangsung pada kecepatan yang setara dengan materi dan energi yang ada di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas yaitu beranalogi dengan materi dan juga energi sebagai sumber alam. Asas 3 ini memiliki implikasi-implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai suatu kesejahteraannya

ASAS 4
Asas 4 ini mengandung arti bahwa pengadaan sumber alam memiliki batas optimum atau batas maksimum, maupun batas minimum. Pengadaan sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu dengan adanya suatu ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk suatu populasi, maka naik  atau turunnya jumlah individu populasi itu bergantung kepada pengadaan sumber alam pada jumlah-jumlah tertentu.

ASAS 5
Asas 5 ini terdapat dua buah hal penting, pertama adalah jenis sumber alam yang tidak bisa menimbulkan suatu rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua adalah sumber alam yang bisa menimbulkan suatu rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut. 

ASAS 6
Asas ini adalah pernyataan dari teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif. 

ASAS 7
adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relatif lama. Terdapat fluktuasi dalam turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah ataupun sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.  Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan.

ASAS 8
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai dengan keadaan lingkungannya yang khas. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa adanyan persaiangan, karena masing-masing memiliki keperluan serta fungsi yang berbeda-beda di alam.

ASAS 9
Keanekaragaman komunitas dapat dikatakan sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas, dengan persamaan seperti berikut ini.

T = K x (B/P) ; D ≈ T
T = waktu rata-rata penggunaan energi
K = koefisien tetapan 
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman

Asas ini dapat mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas pada organisasi sistem biologi didalam suatu komunitas. Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

ASAS 10
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman. Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.

ASAS 11
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya).

ASAS 12
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil. Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.

ASAS 13
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.

ASAS 14
Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.

Sumber: