Nama: Tegar Rizky WIcaksono
Kelas: 2ID09
NPM: 37416339
Dosen: Ahmad Nasher
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma
Kelas: 2ID09
NPM: 37416339
Dosen: Ahmad Nasher
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma
Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian yang berbeda-beda. Bangsa merupakan terjemahan dari kata ”nation”
(dalam bahasa Inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa.
Seiring perkembangan zaman, maka pengertian bangsa juga mengalami
perkembangan. Pada awalnya bangsa hanya diartikan sekelompok orang yang
dilahirkan pada tempat yang sama.
Nation dalam
bahasa Indonesia, diistilahkan bangsa, yaitu orang-orang yang bersatu
karena kesamaan keturunan. Sebaliknya, dalam arti bahasa Inggris dapat
dicontohkan seperti wangsa, trah (Jawa), dan marga
(Batak), misalnya wangsa Syailendra, trah Mangkunegara, marga Sembiring.
Mereka menjadi satu bangsa karena berasal dari keturunan yang sama.
Istilah natie (nation)
mulai populer sekitar tahun 1835. Namun, istilah ini sering
diperdebatkan dan dipertanyakan sehingga melahirkan berbagai teori
tentang bangsa sebagai berikut.
1. Otto Bauer
Dalam buku "the Austrians: A Thousand-year Oddessey"
karangan Gordon (1996), Otto Bauer mengatakan bahwa bangsa merupakan
sekelompok manusia yang memiliki persamaan karakter atau perangai yang
timbul karena persamaan nasib dan pengalaman sejarah budaya yang tumbuh
dan berkembang bersama dangsa tersebut.
2. Ernest Renant
Dalam bukunya yang berjudul "La Reforme Intellectuelle et Morale"
(1929), Ernest Renanat berpendapat bahwa bangsa adalah kesatuan jiwa.
Jiwa yang mengandung kehendak untuk bersatu, orang-orang merasa diri
satu dan mau bersatu. Dalam istilah Prancis, bangsa adalah Ledesir
d'etre ensemble. Bangsa dapat terdiri atas ratusan, ribuan, bahkan
jutaan manusia, tetapi sebenarnya merupakan kesatuan jiwa. Apabila semua
manusia yang hidup di dalamnya mempunyai kehendak untuk bersatu maka
sudah merupakan satu bangsa.
3. Hans Kohn
Menurut Hans Kohn dalam bukunya "Nationalism and Liberty: The Swiss Example"
(1966), bangsa diartikan sebagai hasil tenaga hidup manusia dalam
sejarah dan karena itu selalu bergelombang dan tak pernah membeku. Suatu
bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan
secara eksak. Kebanyakan bangsa memiliki beberbagai faktor obyek
tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain. Faktor-faktor itu berupa
persamaan keturunan, wilayah, bangsa, adat istiadat, kesamaan politik,
perasaan, dan agama.
4. Jalobsen dan Lipman
Menurut Jalobsen dan Lipman dalam buku "Politics: Individual and State"
karya Robert Wesson (1998), bangsa adalah suatu kesatuan budaya
(cultural unity) dan satu kesatuan politik (political unity). Dari
beberapa pengertian bangsa oleh beberapa orang ahli yang satu dengan
lainnya berbeda. Hal ini disebabkan oleh sudut padnang mereka yang
berbeda pula.
5. Lothrop Stoddard
Bangsa, nation,
natie adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sejumlah orang yang
cukup banyak, bahwa mereka merupakan suatu bangsa. Ia merupakan suatu
perasaan memiliki secara bersama sebagai suatu bangsa.
6. Ir. Soekarno
Bangsa adalah segerombolan manusia yang besar, keras ia mempunyai keinginan bersatu, le desir d’etre ensemble (keinginan untuk hidup bersama), keras ia mempunyai character gemeinschaft (persamaan nasib/karakter), persamaan watak, tetapi yang hidup di atas satu wilayah yang nyata satu unit.
Selain
pengertian dari beberapa ahli dan tokoh bangsa di atas, pengertian
bangsa juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bangsa dalam arti politis
dan bangsa dalam arti sosiologisantropologis.
1. Bangsa dalam Arti Politis
Bangsa dalam
arti politis adalah sekelompok manusia yang memiliki satu paham dan
ideologi yang sama dalam suatu organisasi kekuasaan dalam negara,
misalnya bangsa Indonesia. Mereka diikat oleh satu kesatuan wilayah
nasional, hukum, dan perundang-undangan yang berlaku. Tidak cukup
seperti itu, bangsa yang sudah bernegara, seperti Indonesia perlu
menciptakan ikatan-ikatan baru untuk mempersatukan bangsa-bangsa yang
ada di dalamnya. Misalnya, bahasa nasional, lambang negara, dasar dan
ideologi negara, semboyan nasional, rasa nasionalisme dan patriotisme,
serta ikatan lain yang sifatnya nasional. Ikatan baru tersebut menjadi
identitas nasional bangsa yang bersangkutan. Identitas nasional
sekaligus berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.
Selain itu,
bangsa dalam arti politis dapat dikatakan bahwa bangsa sebagai
sekelompok masyarakat dalam satu daerah yang sama dan tunduk kepada
kedaulatan negaranya sebagai satu kekuasaan tertinggi, baik ke dalam
maupun ke luar. Jadi, bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang sudah
bernegara dan mengakui serta patuh dan taat pada kekuasaan dari negara
yang bersangkutan. Bangsa dalam arti ini diikuti oleh suatu kesatuan
wilayah nasional, hukum, aturan yang berlaku, dasar, dan ideologi
negara.
2. Bangsa dalam Arti Sosiologis-Antropologis
Bangsa dalam
pengertian ini dibedakan menjadi dua, yaitu bangsa dalam arti etnis dan
bangsa dalam arti kultural. Bangsa dalam arti etnis merupakan sekelompok
manusia yang memiliki satu keturunan atau ras yang tinggal dalam satu
wilayah tertentu dengan ciri-ciri jasmani yang sama, seperti kesamaan
warna kulit dan bentuk tubuh. Bangsa dalam arti kultural adalah
sekelompok manusia yang memiliki ciri-ciri khas kebudayaan yang sama,
seperti adat istiadat, mata pencaharian, bahasa, dan unsur-unsur
kesamaan budaya.
Jadi, bangsa
dalam arti sosiologis-antropologis merupakan sekelompok manusia yang
hidup bersama dan diikat oleh ikatan seperti kesatuan ras, tradisi,
sejarah, adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan, serta daerah.
Unsur-unsur Pembentuk Bangsa
Benedict
Anderson mengartikan bangsa sebagai komunitas politik yang dibayangkan
dalam wilayah yang jelas batasnya serta berdaulat. Ada tiga unsur pokok
dari pengertian itu.
1. Komunitas politik yang dibayangkan
Suatu bangsa
merupakan komunitas politik yang dibayangkan karena pada anggota dari
bangsa yang paling kecil sekalipun tidak saling kenal. Meskipun
demikian, para anggota bangsa itu selalu memandang satu sama lain
sebagai saudara sebangsa dan setanah air. Perasaan sebangsa inilah yang
menyebabkan banyak anggotanya rela mati bagi komunitas yang dibayangkan
itu.
2. Mempunyai batas wilayah yang jelas
Bangsa
dibayangkan sebagai sesuatu yang pada hakikatnya bersifat terbatas.
Bangsa-bangsa yang paling besar sekalipun dengan penduduk ratusan juta
jiwa mempunyai batas wilayah yang relatif jelas. Di luar perbatasan itu
akan ditemui wilayah bangsa-bangsa yang lain. Tidak satu bangsa pun
membayangkan dirinya meliputi semua umat manusia di bumi.
3. Berdaulat
Bangsa
dibayangkan sebagai berdaulat. Ini karena sebuah bangsa berada di bawah
suatu negara yang mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah serta bangsa
tersebut.
Kesimpulan:
Bangsa merupakan terjemahan dari kata ”nation”
(dalam bahasa Inggris). Kata nation bermakna keturunan atau bangsa.
Seiring perkembangan zaman, maka pengertian bangsa juga mengalami
perkembangan. Nation dalam
bahasa Indonesia, diistilahkan bangsa, yaitu orang-orang yang bersatu
karena kesamaan keturunan. Sebaliknya, dalam arti bahasa Inggris dapat
dicontohkan seperti wangsa, trah (Jawa), dan marga
(Batak), misalnya wangsa Syailendra, trah Mangkunegara, marga Sembiring. Istilah natie (nation)
mulai populer sekitar tahun 1835. Namun, istilah ini sering
diperdebatkan dan dipertanyakan. Otto Bauer mengatakan bahwa bangsa merupakan
sekelompok manusia yang memiliki persamaan karakter atau perangai yang
timbul karena persamaan nasib dan pengalaman sejarah budaya yang tumbuh
dan berkembang bersama dangsa tersebut.
Ernest Renanat berpendapat bahwa bangsa adalah kesatuan jiwa.
Jiwa yang mengandung kehendak untuk bersatu, orang-orang merasa diri
satu dan mau bersatu. Dalam istilah Prancis, bangsa adalah Ledesir
d'etre ensemble. Bangsa dapat terdiri atas ratusan, ribuan, bahkan
jutaan manusia, tetapi sebenarnya merupakan kesatuan jiwa. Ir. Soekarno berpendapat bahwa Bangsa adalah segerombolan manusia yang besar, keras ia mempunyai keinginan bersatu, le desir d’etre ensemble (keinginan untuk hidup bersama), keras ia mempunyai character gemeinschaft (persamaan nasib/karakter), persamaan watak, tetapi yang hidup di atas satu wilayah yang nyata satu unit. Bangsa dalam
arti politis adalah sekelompok manusia yang memiliki satu paham dan
ideologi yang sama dalam suatu organisasi kekuasaan dalam negara
Sumber:
http://www.zonasiswa.com/2014/07/pengertian-bangsa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar