Nama: Tegar Rizky Wicaksono
Kelas: 2ID09
NPM: 37416339
Dosen: Ahmad Nasher
Mata kuliah: Pendidikan
Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma
A.
Pengertian Geopolitik
Geopolitik ini berasal dari kata geo dan politik.
“Geo” sendiri mempunyai arti bumi, sementara politik berasal dari bahasa
Yunani yakni “politeia”. “Poli” yang mempunyai arti sebagai kesatuan masyarakat
yang berdiri sendiri atau independent.
Sementara “teia” mempunyai arti yakni urusan. Sementara itu, jika kita melirik
ke bahasa Inggris yang menjadi Bahasa Internasional, “politics” mempunyai arti
sebagai yakni suatu rangkaian asas atau prinsip, keadaan, cara, dan juga
alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sementara di dalam
Bahasa Indonesia sendiri, “politik” mempunyai arti kepentingan umum warga
negara pada suatu bangsa. Lebih sempit lagi, politik ini mempunyai arti sebagai
suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan atau cara, dan juga alat yang
digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang seseorang tuju. Geopolitik
ini biasa juga disebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik secara tradisional menunjukkan hubungan antara kekuatan politik dan ruang geografis. Konkretnya,
geopolitik sering dilihat sebagai
prasyarat untuk belajar pemikiran strategis berdasarkan kepentingan relatif dari darat dan laut kekuatan dalam sejarah dunia. Tradisi geopolitik konsisten meneliti
korelasi kekuatan geopolitik
dalam politik dunia, identifikasi wilayah inti internasional, dan hubungan antara darat dan laut kemampuan.
B.
Pengertian geopolitik menurut
beberapa ahli.
- Frederick Ratzel (1897)
Frederick Ratzel marupakan tokoh yang terkenal
mempunyai Teori Geopolitik. Pendapat dari Frederick Ratzel ini juga disebut
dengan Teori Ruang. Ratzel menyatakan bahwa “Negara dalam hal- hal tertentu dapat disamakan dengan organism, yaitu
mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua tau lebih antara lahir, tumbuh,
berkembang, mencapai puncak, surut, kemudian mati”. Inti ajaran Ratzel
ini adalah ruang yang ditempati oleh kelompok- kelompok politik (negara-
negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme baik di bidang gagasan,
perutusan, maupun bidang produk.
- Karl Houshoffer (1896 – 1946)
Pendapat dari Karl Houshiffer mengenai geopolitik ini
juga disebut atau dikenal dengan Teori Ekspansionisme. Karl Houshoffer dalam
teori ekspansionismenya mengajarkan paham geopolitik ini sebagai ajaran
ekspansionisme dalam bentuk politik geografi yang mempunyai titik berat pada
persoalan- persoalan strategi perbatasan, ruang hidup dari bangsa dan juga
tekanan rasial, ekonomi dan sosial sebagai faktor yang mengharuskan pembagian
baru kekayaan di dunia.
- Menurut Sir Harold Mackinder
Mackinder ini merupakan penganut teori kekuatan, yang
mencetuskan wawasan benua sebagai konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya
menyetakan bahwa “barang siapa menguasai daerah jantung (haertland) yaitu benua di
dunia seperti Eropa- Asia akan dapat menguasai pulau- pulau dunia
dan akhirnya akan menjadi pengusas dunia. Teori ahli Geopolitik yang satu ini
menganut “konsep kekuatan”. Ia mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan
di darat.
- Sir Walter Raleigh dan Alfred Mahan
Pendapat dari kedua ahli tersebut sering dikenal
sebagai wawasan bahari. Teori Raleigh dan Mahan ini pada dasarnya merupakan teori
kekuatan lautan atau kekuatan bahari. Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang
menguasai lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia, yang berarti menguasai
kekuatan kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat mengusai dunia. Barang
siapa menguasai lautan akan dapat menguasai perdagangan. Dan menguasai
perdagangan berarti menguasai kekayaan dunia, dan pada akhirnya kan menguasai
dunia.
- Menurut Hagget
Geopolitik atau Geografi politik menurut Hagget
merupakan suatu cabang cabang
ilmu geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan
pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional, hubungan
internasional, dan juga pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi. Menurut
Hagget ini, dalam geografi politik lingkungan geografi dijadikan suatu dasar
perkembangan dan juga hubungan kenegaraan. Hagget juga menyatakan bahwa bidang
kajian geografi politik ini relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik,
aspek hubungan regional hingga internasional.
- Menurut Preston E. James
Menurut Preston E. James, geografi dalam geopolitik
ini mempersoalkan tata ruang publik
untuk kehidupan, yakni sistem dalam hal menempati suatu ruang yang
ada di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi mempunyai sangkut paut dengan
interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik
merupakan suatu hal yang selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan.
Makna dari Geopolitik ini sebenarnya dapat diringkas dan disederhanakan lagi. Yakni,
geopolitik merupakan suatu studi yang mengkaji masalah- masalah geografi,
sejarah, dan juga ilmu sosial, dengan merujuk kepada politik internasional.
Geopolitik ini adalah suatu bidang yang mengkaji makna strategis dan juga makna
politis suatu wilayah geografi, yang meliputi lokasi, luas serta jenis jenis
sumber daya alam yag berada di wilayah tersebut.
- Menurut Rudolf Kjellen
Rudolf Kjellen adalah seorang ilmuwan politik yag
berasal dari Swedia pada masa awal abad ke-20. Menurut Rudolf Kjellen,
geopolitik adalah suatu seni dan juga praktek penggunaan kekuasaan politik atas
suatu wilayah tertentu. menurut cara pandang tradisional, istilah ini hanya
diterapkan terutama terhadap dampak geografi pada politik, namun perlahan-
lahan penggunaannya telah berkembang selama abad ke abad, yakni mencakup
konotasi yang lebih luas.
- Menurut Hafeznia, MR (2006)
Hafezni berbicara geopolitik ini sebagai cabang dari
geografi politik. Geopolitik menurutnya adalah suatu cabang studi mengenai
hubungan timbal balik antara geografi, politik, kekuasaan dan juga interaksi
yang timbul dari kombinasi dari mereka dengan satu sama lain. Menurut definisi
ini, geopolitik merupakan suatu disiplin ilmu dan memiliki ilmu dasar alam.
- Menurut W. Michel dan John Frederick Charles
Fulles
Pendapat dari kedua ahli tersebut disebut dengan
wawasan nusantara. Mitchel dan Fuller mempunyai pendapat bahwa kekuatan udara
merupakan kekuatan yang paling menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang
dimiliki wawasan dirgantara ini adalah pengembangan kekuatan yang ada di udara,
yang memiliki daya tangkis yang andal dari berbagai ancaman lawan dalam tempo
yang cepat, yang dasyat dan juga dampaknya sangat mengerikan lawan sehingga
tidak ada kesempatan bagi lawan untuk bergerak.
- Nocholas J. Spykman
Teori dari Spykman juga disebut dengan Wawasan
Kombinasi. Yakni teori yang emnghubungkan kekuatan darat, lautm dan juga udara
dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan juga kebutuhan.
- Menurut Sunarso (2006)
Secara etimologis, Geopolitik berasal dari bahasa
Yunani dan berasal dari Geo dan juga Politik. “Geo” memiliki arti sebagai
bumi yang merupakan wilayah hidup. Sementara politik ini berasal dari kata
“polis” yang memiliki arti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau
negara, dan “teia” yang mempunyai arti urusan (politik) bermakna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa. Menurut Sunarso yang merupakan tokoh Indonesia,
geopolitik mempunyai makna sebagai ilmu penyelenggaraan negara dimana setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah- masalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa.
C.
Contoh kasus Geopolitik pada Korea
Utara
Korea Utara adalah salah satu negara
yang mengalami partisi akibat dampak perang dingin yang melibatkan dua
persaingan kekuatan besar dalam melebarkan pengaruhnya. Karena perbedaan paham
komunis dan liberal, Korea kemudian terbelah menjadi dua bagian, yakni Korea
Selatan dan Korea Utara. Pasca berakhirnya perang pada 1953 yang ditandai
dengan adanya gencatan senjata, Korea Utara kemudian menempatkan Kim II Sung
sebagai presiden pertama Korea Utara. Sistem yang digunakan di Korea Utara
merupakan sistem kekuasaan tunggal yang diwariskan secara turun-temurun dari
ayah ke anaknya dan adanya dominasi tunggal oleh Partai Buruh Korea. Pasca
mengalami perang pada tahun 1950-an, Korea Utara bertumpu pada Uni Soviet untuk
memulihkan perekonomiannya. Namun keruntuhan Uni Soviet dan berakhirnya perang
dingin meyebabkan terhentinya bantuan tersebut yang kemudian mempengaruhi
ekonomi Korea Utara. Dalam perkembangannya, Korea Utara tetap menjadi negara
yang sangat isolasionis berbanding terbalik dengan negara-negara komunis
lainnya, seperti China dan Kuba yang terbuka terhadap hubungan luar sehingga
mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Hal ini menyebabkan Korea Utara
mengalami stagnansi ekonomi, kelaparan, dan kemiskinan. Bahkan beberapa
menyebutkan bahwa kehancuran Korea Utara tinggal menunggu waktu. Pasca partisi
yang dialami Korea, Korea Utara dan Korea Selatan menempuh jalur yang berbeda.
Dalam perkembangannya, negara yang semula memiliki kebudayaan homogen dan
tradisi sejarah yang panjang kemudian secara radikal menjadi masyarakat yang
sangat berbeda. Pasca terjadinya perang pada tahun 1950, Korea Selatan
memulihkan perekonomiannya dengan bantuan Amerika Serikat. Setelah pemerintahan
otoriter Presiden Syngman Rhee berakhir, Park Chung Hee kemudian memasuki
pemerintahan dengan program kebijakan untuk mengembangkan ekonomi yang membawa
kesuksesan bagi Korea Selatan. Kebijakan tersebut berbasis pada export-led growth yang kemudian hal
ini mendorong adanya kedekatan hubungan ekonomi yang kuat dengan Amerika
Serikat dan Jepang. Seiring dengan semakin berkembangnya demokrasi di masa
pemerintahan Kim Young Sam pada 1992, perekonomian Korea Selatan semakin tumbuh
dan menjadi salah satu negara tersukses dari tiga catatan sejarah yang pernah
ada. Sedangkan Korea Utara memiliki trayektori yang berbeda. Basis institusi
yang diterapkan pada 1953 telah membuat kepemimpinan semakin kukuh. Kim II Sung
berhasil mengkonsolidasikan kekuatannya pada 1950-an dan 1960-an yang
menjadikannya seorang pemimpin diktator bahkan melebihi Stalin atau Mao. North Korea under Kim II was Sung
single-mindedly devoted to reversing the outcome of the Korean War and invested
its resources and energies in the military. Kebijakan Kim II Sung
menekankan pentingnya kekuatan militer sehingga kebanyakan anggaran masuk dalam
bidang tersebut. Korea Utara fokus pada self-sufficiency
sehingga menjadikannya sebagai negara yang sangat isolasionis, berbeda dari
Korea Selatan yang menekankan kebijakan pada penguatan ekonomi. Setelah
mengalami beberapa perbaikan, penekanan pada pembangunan militer, konsep self-sufficiency, dan penenakan
terhadap kontrol politik berujung pada penurunan ekonomi hingga maraknya kelaparan
dan kemiskinan. Sehingga hal ini dapat dipahami bahwa kediktatoran dalam kasus
Korea Utara linier dengan kemiskinan karena para pemimpin percaya bahwa mereka
dapat memperbaiki kondisi domestik tanpa campur tangan oleh negara lain. Hal
ini diperparah oleh paham self-reliance
yang dikenal dengan juche
yakni merujuk pada bagaimana menjalin hubungan dengan sedikit negara kecuali
negara yang mendukungnya. Selain itu, transisi politik dari kepemimpinan
Kim Jung Il menuju Kim Jong Un juga menyebabkan penurunan kondisi perpolitikan
Korea Utara. Setidaknya, membutuhkan waktu lima belas tahun bagi Kim II Sung
untuk mempersiapkan Kim Jong Il dalam menggantikan pemerintahannya. Sedangkan,
Kim Jung Il yang menderita stroke
pada 2008 menjadikan Kim Jong Un yang baru berumur 27 tahun sebagai pewarisnya.
Kematian Kim Jong II dan kurangnya persiapan bagi pemerintahan selanjutnya,
kemudian memicu power struggle
dan jatuhnya pemerintahan Korea Utara. Selanjutnya, keruntuhan ini akan
memunculkan humanitarian crisis
karena ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan makanan dan pelayanan kesehatan untuk
sebanyak 24 juta penduduk Korea utara (malnourished).
Hal ini kemudian dapat menyebabkan penduduk Korea Utara menderita kelaparan
yang kemudian berujung pada perpindahan masif para penduduk untuk mencari
makanan dan keamanan yang melintasi batas internasional. Hal ini kemudian
memungkinkan penggunaan WMD (Weapons
of Mass Detruction) dalam pasar gelap sebagai jalan perbaikan
instabilitas Korea Utara. Beberapa analisis juga mengungkapkan bahwa kejatuhan
Korea Utara juga dilatarbelakangi oleh kesulitan misi untuk menstabilkan
kondisi Korea Utara. Sebagai contoh usaha penenangan Korea Utara yang
dijalankan oleh panglima perang akan memunculkan sikap relatif yang keras dari
kekuatan militer dan politik. Korea Utara akan sulit menstabilkan negaranya
yang telah dimobilisasi untuk perang dan ratusan pasukan telah terpakai begitu
pula WMD. Hal ini akan berujung pada banyaknya misi yang dibutuhkan untuk
mencapai misinya.
D.
Kesimpulan
Pada kesimpulannya, geopolitik dapat
diartikan sebagai sebuah sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong oleh aspirasi nasional
geografik suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak
langsung atau tidak langsung kapada sistem politik suatu negara. Geopolitik secara tradisional menunjukkan hubungan antara kekuatan politik dan ruang
geografis. Konkretnya, geopolitik
sering dilihat sebagai prasyarat untuk belajar pemikiran strategis berdasarkan kepentingan relatif dari darat dan laut kekuatan
dalam sejarah dunia. Tradisi geopolitik konsisten meneliti
korelasi kekuatan geopolitik
dalam politik dunia, identifikasi wilayah inti internasional, dan hubungan antara darat dan laut kemampuan.
Sumber:
- http://www.ngelmu.id/pengertian-geopolitik-contoh-permasalahan-geopolitik/
- https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengertian-geopolitik-menurut-para-ahli