Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 14 Oktober 2017

GEOPOLITIK



Nama: Tegar Rizky Wicaksono
Kelas: 2ID09
NPM: 37416339
Dosen: Ahmad Nasher
Mata kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Gunadarma

A.    Pengertian Geopolitik 
Geopolitik ini berasal dari kata geo dan politik. “Geo” sendiri mempunyai  arti bumi, sementara politik berasal dari bahasa Yunani yakni “politeia”. “Poli” yang mempunyai arti sebagai kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau independent. Sementara “teia” mempunyai arti yakni urusan. Sementara itu, jika kita melirik ke bahasa Inggris yang menjadi Bahasa Internasional, “politics” mempunyai arti sebagai  yakni suatu rangkaian asas atau prinsip, keadaan, cara, dan juga alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sementara di dalam Bahasa Indonesia sendiri, “politik” mempunyai arti kepentingan umum warga negara pada suatu bangsa. Lebih sempit lagi, politik ini mempunyai arti sebagai suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan atau cara, dan juga alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang seseorang tuju. Geopolitik ini biasa juga disebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik secara tradisional menunjukkan hubungan antara kekuatan politik dan ruang geografis. Konkretnya, geopolitik sering dilihat sebagai prasyarat untuk belajar pemikiran strategis berdasarkan kepentingan relatif dari darat dan laut kekuatan dalam sejarah dunia. Tradisi geopolitik konsisten meneliti korelasi kekuatan geopolitik dalam politik dunia, identifikasi wilayah inti internasional, dan hubungan antara darat dan laut kemampuan.

B.     Pengertian geopolitik menurut beberapa ahli.
  1. Frederick Ratzel (1897)
Frederick Ratzel marupakan tokoh yang terkenal mempunyai Teori Geopolitik. Pendapat dari Frederick Ratzel ini juga disebut dengan Teori Ruang. Ratzel menyatakan bahwa “Negara dalam hal- hal tertentu dapat disamakan dengan organism, yaitu mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua tau lebih antara lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surut, kemudian mati”. Inti ajaran Ratzel ini adalah ruang yang ditempati oleh kelompok- kelompok politik (negara- negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme baik di bidang gagasan, perutusan, maupun bidang produk.
  1. Karl Houshoffer (1896 – 1946)
Pendapat dari Karl Houshiffer mengenai geopolitik ini juga disebut atau dikenal dengan Teori Ekspansionisme. Karl Houshoffer dalam teori ekspansionismenya mengajarkan paham geopolitik ini sebagai ajaran ekspansionisme dalam bentuk politik geografi yang mempunyai titik berat pada persoalan- persoalan strategi perbatasan, ruang hidup dari bangsa dan juga tekanan rasial, ekonomi dan sosial sebagai faktor yang mengharuskan pembagian baru kekayaan di dunia.
  1. Menurut Sir Harold Mackinder
Mackinder ini merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan wawasan benua sebagai konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyetakan bahwa “barang siapa menguasai daerah jantung (haertland) yaitu benua di dunia seperti Eropa- Asia akan dapat menguasai pulau- pulau dunia dan akhirnya akan menjadi pengusas dunia. Teori ahli Geopolitik yang satu ini menganut “konsep kekuatan”. Ia mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan di darat.
  1. Sir Walter Raleigh dan Alfred Mahan
Pendapat dari kedua ahli tersebut sering dikenal sebagai wawasan bahari. Teori Raleigh dan Mahan ini pada dasarnya merupakan teori kekuatan lautan atau kekuatan bahari. Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang menguasai lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia, yang berarti menguasai kekuatan kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat mengusai dunia. Barang siapa menguasai lautan akan dapat menguasai perdagangan. Dan menguasai perdagangan berarti menguasai kekayaan dunia, dan pada akhirnya kan menguasai dunia.
  1. Menurut Hagget
Geopolitik atau Geografi politik menurut Hagget merupakan suatu cabang cabang ilmu geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional, hubungan internasional, dan juga pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi. Menurut Hagget ini, dalam geografi politik lingkungan geografi dijadikan suatu dasar perkembangan dan juga hubungan kenegaraan. Hagget juga menyatakan bahwa bidang kajian geografi politik ini relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek hubungan regional hingga internasional.
  1. Menurut Preston E. James
Menurut Preston E. James, geografi dalam geopolitik ini mempersoalkan tata ruang publik untuk kehidupan, yakni sistem dalam hal menempati suatu ruang yang ada di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi mempunyai sangkut paut dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik merupakan suatu hal yang selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan. Makna dari Geopolitik ini sebenarnya dapat diringkas dan disederhanakan lagi. Yakni, geopolitik merupakan suatu studi yang mengkaji masalah- masalah geografi, sejarah, dan juga ilmu sosial, dengan merujuk kepada politik internasional. Geopolitik ini adalah suatu bidang yang mengkaji makna strategis dan juga makna politis suatu wilayah geografi, yang meliputi lokasi, luas serta jenis jenis sumber daya alam yag berada di wilayah tersebut.
  1. Menurut Rudolf Kjellen
Rudolf Kjellen adalah seorang ilmuwan politik yag berasal dari Swedia pada masa awal abad ke-20. Menurut Rudolf Kjellen, geopolitik adalah suatu seni dan juga praktek penggunaan kekuasaan politik atas suatu wilayah tertentu. menurut cara pandang tradisional, istilah ini hanya diterapkan terutama terhadap dampak geografi pada politik, namun perlahan- lahan penggunaannya telah berkembang selama abad ke abad, yakni mencakup konotasi yang lebih luas.

  1. Menurut Hafeznia, MR (2006)
Hafezni berbicara geopolitik ini sebagai cabang dari geografi politik. Geopolitik menurutnya adalah suatu cabang studi mengenai hubungan timbal balik antara geografi, politik, kekuasaan dan juga interaksi yang timbul dari kombinasi dari mereka dengan satu sama lain. Menurut definisi ini, geopolitik merupakan suatu disiplin ilmu dan memiliki ilmu dasar alam.
  1. Menurut W. Michel dan John Frederick Charles Fulles
Pendapat dari kedua ahli tersebut disebut dengan wawasan nusantara. Mitchel dan Fuller mempunyai pendapat bahwa kekuatan udara merupakan kekuatan yang paling menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki wawasan dirgantara ini adalah pengembangan kekuatan yang ada di udara, yang memiliki daya tangkis yang andal dari berbagai ancaman lawan dalam tempo yang cepat, yang dasyat dan juga dampaknya sangat mengerikan lawan sehingga tidak ada kesempatan bagi lawan untuk bergerak.
  1. Nocholas J. Spykman
Teori dari Spykman juga disebut dengan Wawasan Kombinasi. Yakni teori yang emnghubungkan kekuatan darat, lautm dan juga udara dan dalam pelaksanaannya  disesuaikan dengan kondisi dan juga kebutuhan.
  1. Menurut Sunarso (2006)
Secara etimologis, Geopolitik berasal dari bahasa Yunani dan berasal dari Geo dan juga Politik.  “Geo” memiliki arti sebagai bumi yang merupakan wilayah hidup. Sementara politik ini berasal dari kata “polis” yang memiliki  arti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara, dan “teia” yang mempunyai arti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Menurut Sunarso yang merupakan tokoh Indonesia, geopolitik mempunyai makna sebagai ilmu penyelenggaraan negara dimana setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah- masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.

C.    Contoh kasus Geopolitik pada Korea Utara

Korea Utara adalah salah satu negara yang mengalami partisi akibat dampak perang dingin yang melibatkan dua persaingan kekuatan besar dalam melebarkan pengaruhnya. Karena perbedaan paham komunis dan liberal, Korea kemudian terbelah menjadi dua bagian, yakni Korea Selatan dan Korea Utara. Pasca berakhirnya perang pada 1953 yang ditandai dengan adanya gencatan senjata, Korea Utara kemudian menempatkan Kim II Sung sebagai presiden pertama Korea Utara. Sistem yang digunakan di Korea Utara merupakan sistem kekuasaan tunggal yang diwariskan secara turun-temurun dari ayah ke anaknya dan adanya dominasi tunggal oleh Partai Buruh Korea. Pasca mengalami perang pada tahun 1950-an, Korea Utara bertumpu pada Uni Soviet untuk memulihkan perekonomiannya. Namun keruntuhan Uni Soviet dan berakhirnya perang dingin meyebabkan terhentinya bantuan tersebut yang kemudian mempengaruhi ekonomi Korea Utara. Dalam perkembangannya, Korea Utara tetap menjadi negara yang sangat isolasionis berbanding terbalik dengan negara-negara komunis lainnya, seperti China dan Kuba yang terbuka terhadap hubungan luar sehingga mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Hal ini menyebabkan Korea Utara mengalami stagnansi ekonomi, kelaparan, dan kemiskinan. Bahkan beberapa menyebutkan bahwa kehancuran Korea Utara tinggal menunggu waktu. Pasca partisi yang dialami Korea, Korea Utara dan Korea Selatan menempuh jalur yang berbeda. Dalam perkembangannya, negara yang semula memiliki kebudayaan homogen dan tradisi sejarah yang panjang kemudian secara radikal menjadi masyarakat yang sangat berbeda. Pasca terjadinya perang pada tahun 1950, Korea Selatan memulihkan perekonomiannya dengan bantuan Amerika Serikat. Setelah pemerintahan otoriter Presiden Syngman Rhee berakhir, Park Chung Hee kemudian memasuki pemerintahan dengan program kebijakan untuk mengembangkan ekonomi yang membawa kesuksesan bagi Korea Selatan. Kebijakan tersebut berbasis pada export-led growth yang kemudian hal ini mendorong adanya kedekatan hubungan ekonomi yang kuat dengan Amerika Serikat dan Jepang. Seiring dengan semakin berkembangnya demokrasi di masa pemerintahan Kim Young Sam pada 1992, perekonomian Korea Selatan semakin tumbuh dan menjadi salah satu negara tersukses dari tiga catatan sejarah yang pernah ada. Sedangkan Korea Utara memiliki trayektori yang berbeda. Basis institusi yang diterapkan pada 1953 telah membuat kepemimpinan semakin kukuh. Kim II Sung berhasil mengkonsolidasikan kekuatannya pada 1950-an dan 1960-an yang menjadikannya seorang pemimpin diktator bahkan melebihi Stalin atau Mao. North Korea under Kim II was Sung single-mindedly devoted to reversing the outcome of the Korean War and invested its resources and energies in the military. Kebijakan Kim II Sung menekankan pentingnya kekuatan militer sehingga kebanyakan anggaran masuk dalam bidang tersebut. Korea Utara fokus pada self-sufficiency sehingga menjadikannya sebagai negara yang sangat isolasionis, berbeda dari Korea Selatan yang menekankan kebijakan pada penguatan ekonomi. Setelah mengalami beberapa perbaikan, penekanan pada pembangunan militer, konsep self-sufficiency, dan penenakan terhadap kontrol politik berujung pada penurunan ekonomi hingga maraknya kelaparan dan kemiskinan. Sehingga hal ini dapat dipahami bahwa kediktatoran dalam kasus Korea Utara linier dengan kemiskinan karena para pemimpin percaya bahwa mereka dapat memperbaiki kondisi domestik tanpa campur tangan oleh negara lain. Hal ini diperparah oleh paham self-reliance yang dikenal dengan juche yakni merujuk pada bagaimana menjalin hubungan dengan sedikit negara kecuali negara yang mendukungnya. Selain itu,  transisi politik dari kepemimpinan Kim Jung Il menuju Kim Jong Un juga menyebabkan penurunan kondisi perpolitikan Korea Utara. Setidaknya, membutuhkan waktu lima belas tahun bagi Kim II Sung untuk mempersiapkan Kim Jong Il dalam menggantikan pemerintahannya. Sedangkan, Kim Jung Il yang menderita stroke pada 2008 menjadikan Kim Jong Un yang baru berumur 27 tahun sebagai pewarisnya. Kematian Kim Jong II dan kurangnya persiapan bagi pemerintahan selanjutnya, kemudian memicu power struggle dan jatuhnya pemerintahan Korea Utara. Selanjutnya, keruntuhan ini akan memunculkan humanitarian crisis karena ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan makanan dan pelayanan kesehatan untuk sebanyak 24 juta penduduk Korea utara (malnourished). Hal ini kemudian dapat menyebabkan penduduk Korea Utara menderita kelaparan yang kemudian berujung pada perpindahan masif para penduduk untuk mencari makanan dan keamanan yang melintasi batas internasional. Hal ini kemudian memungkinkan penggunaan WMD (Weapons of Mass Detruction) dalam pasar gelap sebagai jalan perbaikan instabilitas Korea Utara. Beberapa analisis juga mengungkapkan bahwa kejatuhan Korea Utara juga dilatarbelakangi oleh kesulitan misi untuk menstabilkan kondisi Korea Utara. Sebagai contoh usaha penenangan Korea Utara yang dijalankan oleh panglima perang akan memunculkan sikap relatif yang keras dari kekuatan militer dan politik. Korea Utara akan sulit menstabilkan negaranya yang telah dimobilisasi untuk perang dan ratusan pasukan telah terpakai begitu pula WMD. Hal ini akan berujung pada banyaknya misi yang dibutuhkan untuk mencapai misinya.


D.    Kesimpulan

            Pada kesimpulannya, geopolitik dapat diartikan sebagai sebuah sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong oleh aspirasi nasional geografik suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kapada sistem politik suatu negara. Geopolitik secara tradisional menunjukkan hubungan antara kekuatan politik dan ruang geografis. Konkretnya, geopolitik sering dilihat sebagai prasyarat untuk belajar pemikiran strategis berdasarkan kepentingan relatif dari darat dan laut kekuatan dalam sejarah dunia. Tradisi geopolitik konsisten meneliti korelasi kekuatan geopolitik dalam politik dunia, identifikasi wilayah inti internasional, dan hubungan antara darat dan laut kemampuan.

Sumber: 
  • http://www.ngelmu.id/pengertian-geopolitik-contoh-permasalahan-geopolitik/
  • https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengertian-geopolitik-menurut-para-ahli 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar